04 Juli 2009

Kisah Menjelang Ajal

Selang beberapa puluh tahun ilmuwan luar negeri mengembangkan penelitian tentang studi menjelang ajal, di China akhirnya juga telah muncul buku yang memperkenalkan tentang studi menjelang ajal, misalnya buku yang diterbitkan oleh Guangming Daily, dengan judul Catatan Diskusi tentang Studi Menjelang Ajal, menyelidiki kematian dari sudut yang berbeda-beda.

Penulis telah memberi sejumlah catatan studi menjelang ajal, berdasarkan dari orang yang menjelang ajal, secara objektif telah memaparkan perasaan dan pengalaman manusia dalam proses menjelang ajal tersebut. Qin Qian Li, penyusun buku tersebut berpendapat, bahwa manusia menghadapi kematian yang tak terhindarkan, selain perasaan takut ada juga rasa penasaran.

Buku tersebut tidak saja bisa memuaskan keingintahuan dan penasaran orang-orang terhadap hal yang berkaitan dengan kematian, terlebih bisa membuat orang semakin memahami kematian, semakin menghargai kehidupan, dan semakin memahami arti kehidupan. Dalam koran resmi juga membahas risalah yang berhubungan dengan studi menjelang ajal, misalnya dalam harian China Qing Nian pada tanggal 7 Juni 2000, memuat artikel risalah studi pengenalan menjelang ajal berjudul "Bagaimana Manusia Meninggalkan Kehidupan".

Semakin banyak periset ilmiah China yang mulai melakukan penelitian studi menjelang ajal (mendekati kematian), di sini kami mengutip sebagian tesis dari Wakil Kepala Rumah Sakit An Ding, Tian Jin, ahli ilmu penyakit jiwa Dokter Feng Zhi Yin, dan rekan kerjanya, wakil kepala rumah sakit An Ding, Tian Jin Liu Jian Xun yang menerbitkan tesis edisi ke-5 tahun 1993 dari penerbitan Science and Technology, Shanghai. (Ilmu kedokteran Da Zhong).

Pada 28 Juli 1976, kota Tang Shan, di China, terjadi gempa bumi dahsyat, yang mengakibatkan kematian lebih dari 240 ribu orang, lebih dari 160 ribu orang luka parah. Dokter sukarelawan China pernah melakukan diskusi penyelidikan terhadap korban yang selamat dari bencana tersebut, sebagian besar adalah mereka yang mujur walau terkubur di reruntuhan dan terluka. Lebih dari separuh orang yang beruntung masih hidup, mengingat kembali dan mengatakan, mengaku tidak merasa takut di saat bahaya, sebaliknya pikiran sangat jernih, perasaan begitu tenang dan lega, tidak ada perasaan takut dan panik. Bahkan ada yang bisa merasakan gembira atau ceria, merasa alur pikiran luar biasa cepatnya, timbul berbagai pemikiran. Di saat demikian, masa lalu dalam kehidupan bagaikan ditayang ulang adegan demi adegan timbul dan berputar untuk kemudian hilang dengan cepat dalam benak, kebanyakan adalah hal-hal kenangan menggelikan di masa kecil, suasana pernikahan, prestasi dalam pekerjaan, rasa bahagia memperoleh hadiah atau undian dsb. Gejala ini disebut dengan kilas balik kehidupan atau "kenangan utuh".

Merasakan Kebahagiaan

Seorang gadis bermarga Liu yang berusia 23 tahun, saat gempa bumi, ruas tulang pinggangnya cacat tertimpa reruntuhan dan lumpuh selamanya. Dia menceritakan pengalaman menjelang ajal sebelum diselamatkan, dikatakan, "Alur pikiranku sangat jernih, kemampuan berpikir bertambah cepat, kenangan dinamika kehidupan yang membahagiakan berlalu dengan pesat dalam benak, saat kanak-kanak bercanda riang dengan teman sebaya, kebahagiaan saat berpacaran, kegembiraan yang indah saat mendapatkan penghargaan dari pabrikc sebagian besar dinamika kehidupan yang indah." Dia mengatakan, beberapa puluh menit sebelum diselamatkan, dalam perjalanan menjelang ajal, kebahagiaan dan kegembiraan hidup yang ia rasakan sekali dalam seumur hidupnya, ia merasakan begitu berharganya kehidupan. Oleh karenanya, meskipun ruas tulang pinggangnya cacat, dan harus menghabiskan hidupnya di atas kursi roda, namun setiap dia mengenang kembali perasaan saat itu, memberi kekuatan untuk bertahan hidup.

Yang lebih menarik sebagian besar orang menyadari atau merasakan roh memisahkan diri, dan merasakan wujud diri telah lepas dari jasad diibaratkan dengan "roh keluar dari kulit". Mereka menitikberatkan bahwa perasaan fungsional sendiri berada di ruang di luar tubuh, bukan pada otak besar, dan berpendapat tubuh fisiknya (biologis) tanpa vitalitas hidup dan pikiran. Bahkan ada yang melapor malah mengatakan, di luar tubuh fisik terlihat wujud sendiri melayang di langit-langit. Wujud diri di luar tubuh ini juga mempunyai tanda kehidupan tertentu, seperti, denyut nadi, napas dll., kadang kala masih bisa kembali ke tubuh fisik saya sendiri, atau saling berhubungan dengan cara tertentu, dibandingkan beratnya lebih ringan, namun tinggi badan dan usia sama. Ada juga yang mengatakan bahwa tubuh fisiknya tidak sehat sempurna, seperti tuli atau cacat anggota badan dan sebagainya, namun tubuh yang bukan sebenarnya malah tidak kekurangan ini. Yang dilukiskan sebagai berikut: "Saat itu tubuh terasa terbagi dua, satu terbaring di ranjang hanyalah kulit kosong, sedangkan satunya lagi adalah wujud tubuh sebenarnya, dia lebih ringan dari udara, melayang-layang, sangat nyaman."

Lorong dan Kilauan Cahaya

Sepertiga dari mereka merasakan keunikan melewati lorong bawah tanah atau terowongan, terkadang disertai suara gaduh yang aneh, ditarik atau ditekan, disebut "pengalaman melewati terowongan". Bahkan ada yang merasa hampir mencapai ujung terowongan, terlihat kilau cahaya terang. "Terang akan tiba". Seorang yang disurvei mengatakan, kalau saat itu, "Bagai angin ribut yang bergejolak, tiada tahu manusia jalan ke mana? Saat panik tidak menentu tampak sebuah gua gelap, masuk ke dalam tidak merasa takut, dalam gua bagai ada percikan air, terus berjalan, dan berjalan, di saat melihat cahaya, Saya segera berlari keluar gua, terlihat lagi terangnya hari."

Seperempat orang yang mengalami mengatakan, "Bertemu dengan wujud orang atau arwah yang tidak terlihat nyata." Kebanyakan dari mereka adalah famili yang telah meninggal dunia, bagai hidup bersama mereka atau di luar wilayah dunia fana: Orang yang dikenal semasa hidup maupun orang asing, seolah kumpul bersama. Wujud "arwahnya"-nya sering kali dilukiskan sebagai "kilauan sinar", dan oleh sebagian lainnya diartikan sebagai suatu "jelmaan" agama.

Dalam peristiwa gempa bumi Tang Shan, orang yang beruntung masih hidup di antaranya Tuan Li. Ia mengenang saat menjelang ajalnya seperti berikut: "Tubuh ini bagai sudah bukan milik sendiri lagi, anggota badan bagian bawah bagai hilang, potongan anggota badan bertebaran dalam ruang, lalu sepertinya terperosok ke dalam jurang yang sangat dalam, sekeliling gelap gulita, terdengar suara-suara aneh yang sulit dilukiskan, perasaan seperti ini berlangsung selama setengah jam. Dan mulai mengenang kembali masa hidup diri sendiri yang singkat, semua kilas balik kenangan ini semata-mata bagai alur sadar, bukan dikendalikan oleh otak besar (pikiran).

Dibawa ke sebuah Gua

Korban yang beruntung dalam peristiwa yang sama adalah Tuan Wang, ia menjelaskan: "Samar-samar bagai memasuki dunia lain, tiba-tiba muncul seseorang berjubah panjang. Dengan langkah pincang, dia menghampiriku, meskipun jarak kami sangat dekat, namun raut mukanya tidak tampak jelas. Dia membawaku masuk ke sebuah gua yang sangat dalam dan gelap, di depanku tampak gelap gulita, tanpa terasa tubuh ini berjalan mengikutinya. Hingga tiba di ujung gua gelap, saya sadar di depan mata adalah sebuah istana bawah tanah yang megah dan gemerlap. Lelaki itu masuk ke dalam dan melapor, sejenak terdengar suara dan berkata, "Biarkan dia pulang!" Saat mataku terbuka, menemukan diriku berbaring di atas ranjang pasien, dokter dan para perawat sedang tegang-tegangnya memberikan pertolongan kepadaku."

Para peneliti yang melakukan riset memperoleh 81 contoh data penyelidikan yang efektif dari orang-orang yang selamat dalam peristiwa gempa bumi dahsyat di Tang Shan, mereka mengelompokkannya menjadi 40 kategori yaitu kilas balik kehidupan, pemisahan jasad dan alam sadar, kehilangan bobot, perasaan asing pada tubuh, perasaan luar biasa pada tubuh, serasa dunia berhenti dan hancur, menyatu dengan alam semesta, serasa waktu berhenti dsb. Bagi kebanyakan yang mengalami, bisa merasakan dua atau lebih seperti yang diurai di atas sekaligus.

Dalam penyelidikan kasus di atas, meski hanya memperoleh 81 contoh penyelidikan yang merupakan yang terbanyak contoh kasus dalam sejarah penelitian menjelang ajal saat ini di dunia. Dari 81 contoh itu, terdapat 47 contoh mengalami perubahan pada sifatnya setelah pengalaman tersebut. Bagi yang alam sadarnya sangat jernih, ketika menjelang ajal sifatnya cenderung berubah lembut, sedangkan bagi yang bertemu dengan orang di luar dunia fana atau roh, alur pikiran atau perilaku di luar kendali atau pengalaman serasa diadili dsb., sifatnya menjadi optimis yang membuta atau mudah tersinggung. Setelah bangkit bagi sebagian besar orang yang mengalaminya tetap mengingatnya walau waktu sudah 10-20 tahun berselang. Hasil penyelidikan dari China ini ternyata sangat mirip dengan penyelidikan negara lain di dunia.(Sumber: Zhengjian.net)*

Selengkapnya...

Kiamat Tahun 2012 oleh Badai Matahari?

Menurut laporan website Inggris “New Scientist”, maksud dari badai matahari atau solar storm adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya setiap 11 tahun akan memasuki periode aktivitas badai matahari. Ilmuwan Amerika baru-baru ini memperingatkan bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai matahari dahsyat (Solar Blast), daya rusakanya akan jauh lebih besar dari badai angin “Katrina”, dan hampir semua manusia di bumi tidak akan dapat melepaskan diri dari dampak bencananya.

Badai Matahari Kuat pada 2012 akan Menyerang

Pada 22 September 2012 tengah malam, langit New York, Manhattan Amerika Serikat akan tertutupi oleh seberkas layar cahaya yang warna-warni.Di wilayah selatan New York ini, sangat sedikit orang yang dapat melihat fenomena aurora ini. Namun, perasaan menikmati indahnya pemandangan alam ini tidak akan berlangsung lama. Setelah beberapa detik, semua bola lampu listrik di wilayah tersebut mulai gelap dan berkedip tak menentu, kemudian sinar cahayanya dalam seketika tiba-tiba bertambah terang, dan cahaya bola lampu menjadi luar biasa terang. Selanjutnya, semua lampu mati. 90 detik kemudian, seluruh bagian Timur Amerika Serikat akan mengalami pemadaman listrik. Setahun kemudian, jutaan orang Amerika mulai mati, infrastruktur negara akan menjadi timbunan puing. Bank Dunia akan mengumumkan Amerika berubah menjadi negara berkembang. Pada saat yang sama, Eropa, China dan Jepang dan daerah lain atau negara juga akan sama seperti Amerika Serikat, berjuang dalam bencana sekali ini. bencana ini datang dari badai matahari atau solar storm yang dahsyat, terjadi pada permukaan matahari yang berjarak 150 juta km dari bumi.

Alat Deteksi Amerika Berhasil Mengambil Foto Badai Matahari

Mungkin cerita di atas kedengarannya mustahil, dalam keadaan normal matahari tidak akan bisa menyebabkan bencana besar seperti itu pada bumi. Namun, laporan khusus yang dikeluarkan oleh National Academy of Sciences, Amerika Serikat pada bulan Januari 2009 menyatakan bahwa bencana seperti ini sangat mungkin bisa terjadi. Studi tersebut disponsori oleh NASA. Dalam beberapa dekade, dalam perkembangan masyarakat manusia, peradaban Barat telah menanamkan bibit-bibit untuk kehancuran mereka sendiri. Cara hidup modern secara berlebihan yang sangat tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi, secara tidak sengaja membuat kita lebih banyak terperangkap dalam suatu kondisi yang super berbahaya. Plasma balls yang dipancarkan dalam letusan permukaan matahari mungkin bisa menghancurkan jaringan listrik kita, sehingga mengakibatkan bencana dahsyat. Daniel Becker dari University of Colorado seorang ahli cuaca angkasa adalah pencetus laporan khusus dari Academy of Sciences Amerika Serikat, “Sekarang ini kita semakin dekat dengan kemungkinan bencana ini. Jika manusia tidak dapat mempersiapkan diri deng-an matang terhadap bencana badai matahari yang akan menimpa ini. Badai matahari ini mungkin akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel, bahkan termasuk sistem pasokan air.”

Namun demikian, ada beberapa ahli yang menyatakan pandangan yang berbeda, mereka mempertimbangkan dampak badai matahari terutama terkonsentrasi di luar ruang angkasa, dan karena efek rintangan medan magnetik bumi dan atmosfir, pengaruh gangguannya tidak akan terlalu nyata terhadap kehidupan di bumi. Para ahli mengatakan, ketika aktivitas badai matahari aktif, akan terus menerus terjadi pembakaran dan peledakan pada sunspot, pada saat sejumlah besar sinar ultraviolet dilepaskan akan menyebabkan densitas lapisan ionosfir di atas angkasa bumi meningkat mendadak, menyerap habis energi gelombang pendek, sehingga gelombang pendek sinyal radio terganggu. Tetapi ponsel yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk transmisi sinyal radio tidak melalui lapisan ionosfir, sehingga pada umumnya dampak badai matahari terhadap komunikasi di permukaan bumi tidak akan signifikan. Secara teori, pada umumnya intensitas badai matahari tidak akan bisa menerobos perlindungan atmosfer dan medan magnetik bumi, hingga secara fatal mengancam spesies yang berada di bumi. Tetapi untuk badai matahari tahun 2012 para ahli khawatir mungkin menjadi pengecualian.

Mungkin Membawa Dampak Bencana Besar pada Bumi

Ilmuwan Amerika Serikat memperingatkan bahwa, pada 2012 badai matahari yang kuat di bumi akan membawa malapetaka besar pada manusia, yang akan mempengaruhi setiap aspek pada masyarakat modern sekarang. Para ahli yang mengeluarkan peringatan meng-atakan, dampak badai matahari pada bumi kemungkinan adalah “efek domino”. Coba pikirkan, bila jaringan listrik menjadi rapuh dan tidak stabil, hal-hal yang berhubungan dengan bisnis pasokan listrik juga akan menjadi korban: peralatan refrigeration berhenti, makanan dan obat-obatan yang tersimpan dalam ruang berpendingin dalam jumlah besar akan kehi-langan kondisi penyimpanan dan rusak; pompa tiba-tiba berhenti berfungsi, air minum pada masyarakat akan menjadi masalah. Selain itu, karena gangguan pada sinyal satelit, sistem posisi GPS akan menjadi sampah. Sebenarnya pada awal 1859 pernah terjadi kasus serupa, peledakan badai matahari saat itu bahkan me-ngakibatkan jaringan telegram terbakar rusak. Tentu saja sekarang ini di bumi sudah dipenuhi oleh fasilitas kabel dan nirkabel, tetapi fasilitas ini sulit menahan ujian badai matahari.

Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan menghadapi dua masalah besar. Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik modern sekarang. Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik lebih efisien, Anda bisa mengurangi kerugian selama transmisi listrik, juga kerugian listrik karena produksi yang berlebihan. Namun, secara bersama ia juga menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa. transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total. dan ini hanya merupakan efek domino yang pertama, selanjutnya mungkin juga akan menyebabkan “lalu lintas lumpuh, komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin, makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah memperkirakan bila ada intensitas badai matahari kuat mungkin dapat menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia, hanya pada tahun pertama saja kerugiannya mencapai 1-2 triliun dollar AS, sementara pemulihan dan rekonstruksinya diperlukan setidaknya 4-10 tahun

Isu yang kedua adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling ketergantungan yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air dan penanganan limbah, masalah infrastruktur logistik supermarket, masalah pengendalian gardu listrik, pasar keuangan dan lainnya yang tergantung pada listrik. Jika dua masalah digabung jadi satu, kita dapat dengan jelas melihat bahwa peristiwa kemungkinan muncul kembalinya badai matahari Carrington sangat mungkin akan menyebabkan bencana besar yang langka. Adviser laporan khusus dari National Academy of Sciences Amerika Serikat dan analis daya listrik industri John Kappenman menganggap “Bencana seperti ini dibandingkan dengan bencana yang biasa kita bayangkan secara total berlawanan. biasanya wilayah kurang berkembang rawan serangan bencana, namun dalam bencana ini, wilayah yang semakin berkembang lebih rentan terhadap serangan bencana.”

Manusia Belum Mempersiapkan Diri

Menghadapi kemungkinan bencana serius yang akan me-nimpa, Amerika Serikat dan seluruh umat manusia tidak segera merespon untuk mempersiapkan pekerjaan secara baik dalam menghadapi putaran badai matahari berikutnya. Becker me-ngatakan bahwa karena kemungkinan terjadinya skala besar badai matahari sangat kecil, “Seluruh masyarakat bahkan tidak menanggapinya, namun hanya memperhatikan masalah di hadapan mata”. Terhadap cuaca di bumi, para ahli cuaca dapat melacak badai yang akan menimpa selama beberapa hari ke depan, dan mengeluarkan peringatan yang sesuai kepada penduduk setempat, namun badai matahari atau cuaca ruang angkasa benar-benar berbeda. Backer mengatakan bahwa sekarang ini kita masih tidak dapat memprediksi secara akurat waktu dan kekuatan badai matahari, yang dapat diprediksi oleh saya dan rekan saya hanya jika sebuah badai matahari besar menyerang, kami secara mutlak tidak mampu menanganinya.”

Ini mirip dengan peringatan dini bencana angin topan dan manusia di bumi, dewasa ini umat manusia terutama tergantung pada prediksi dari siklus sunspot untuk memantau intensitas badai matahari serta dampaknya pada bumi. Yang dimaksud dengan sunspot adalah proses peningkatan dan pengurangan yang berarti dalam jumlah sunspot setiap 11 tahun. Siklus dihitung mulai dari aktivitas terendah sunspot pada matahari. Dalam masa aktif sunspot akan meningkat, badai matahari yang terjadi akan lebih banyak. Ketika badai matahari terjadi, partikel kecepatan tinggi serta aliran ion yang terbentuk oleh partikel bermuatan listrik yang dipancarkan secara besar-besaran oleh matahari akan berpengaruh terhadap lapisan medan magnit bumi, ionosfir serta kondisi atmosfir netral. Dalam masalah dampak bahaya badai matahari, lebih dari satu abad, orang-orang terus memantau kegiatan sunspot.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas permukaan matahari serta data bintik matahari siklus yang terjadi sebelumnya, para ilmuwan dari National Center for Atmospheric Research, NCAR, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan sebuah model baru ilmu dinamika solar. Dengan model baru, para astronom dapat memberikan peringatan secara dini dari aktivitas sunspot matahari. Mereka berharap bahwa peringatan dini dapat membantu perusahaan-perusahaan listrik, para pengendali satelit dan aspek lainnya dalam beberapa hari atau bahkan tahun-tahun sebelumnya agar bisa bersiap-siap menghadapai kegiatan sunspot matahari. Menurut informasi, ketepatan model baru ini dapat mencapai akurasi 98%. Richard Enke dari National Science Foundation, Departemen Atmospheric Research Amerika Serikat mengatakan bahwa jika dapat secara dini memprediksi aktivitas badai matahari, orang-orang akan dapat dengan baik menanggulangi gangguan seperti komunikasi, kegagalan satelit, pemadaman listrik, serta ancaman terhadap astronot dan hal-hal lain.(Erabaru.or.id/lim)

Selengkapnya...

Peradaban Yang Musnah

Kalangan akademisi modern telah menemukan dalam perjalanan sejarah geologi pernah terjadi beberapa kali kepunahan, dan nyaris memusnahkan segala makhluk hidup. Banyak sekali pembuktian secara langsung tentang perubahan bencana bumi yang berkala. Dilihat dari bukti yang telah ditemukan, bahwa peradaban manusia prasejarah pernah mengalami kepunahan karena berbagai macam perubahan alam dan bencana, seperti gempa bumi, banjir, gunung berapi, tabrakan benda angkasa (termasuk meteorit dan komet), pergerakan naik turun lempeng daratan, perubahan cuaca yang tiba-tiba, dan sebagainya.

Sebagai contoh kasus, Atlantis pernah menjadi sebuah daratan yang memiliki peradaban tinggi manusia, namun tenggelam ke dasar lautan dalam sebuah bencana gempa bumi yang dahsyat pada 11.600 tahun silam. Hal itu membentuk sebuah zona di laut China selatan sekarang, laut di daerah ini sangat dangkal, kedalamannya rata-rata hanya 60 meter lebih. Hanya puncak gunung tertinggi di daratan waktu itu yang tersisa di atas permukaan laut, yaitu yang sekarang terletak di negeri kita, Indonesia.

Begitu pula di kedalaman 200 meter bawah laut pesisir pantai Peru, ilmuwan menemukan pilar batu yang dipahat dan bangunan yang mahabesar. Di dasar lautan Atlantik yang berada di sisi luar berhasil diambil 8 gambar dasar laut. Melalui gambar-gambar ini secara jelas tampak sebuah tembok benteng zaman purbakala dan undakan batu. Diperkirakan tenggelam pada 10.000 tahun silam. Di belahan barat perairan segitiga Bermuda juga ditemukan sebuah piramida raksasa yang diperkirakan berumur puluhan ribu tahun.

Dengan demikian, zaman Nabi Nuh juga tidaklah seprimitif yang selama ini kita bayangkan. Hakikatnya pada zaman itu semuanya sudah maju. Ilmu pengetahuan mereka sudah maju pada masa itu. Di kaki gunung Ararat itu saja, para peneliti dan ilmuwan Rusia telah menemukan lebih kurang 500 kesan artefak baterai elektrik purba yang digunakan untuk menyadurkan logam.

Jelas sekali, bahwa bekas peninggalan kota-kota yang pernah mewakili peradaban manusia prasejarah dan memiliki kecemerlangan ini tenggelam ke dasar lautan karena tenggelamnya daratan.

Banjir Dahsyat

Kurang lebih 12.000 tahun silam, peradaban manusia sebelum peradaban kita sekarang pernah mengalami suatu serangan banjir yang sangat dahsyat, dan banjir waktu itu juga mengakibatkan tenggelamnya daratan. Secara berturut-turut arkeolog menemukan sejumlah besar bukti yang secara langsung atau pun tidak mengenai banjir dahsyat yang terjadi waktu itu. Para antropolog juga menemukan bukti melalui penelitian pada suku bangsa yang berbeda di berbagai tempat di dunia tentang legenda asal-usul peradaban bangsa ini.

Legenda kuno dari bangsa yang berbeda di berbagai tempat di dunia secara fundamental melukiskan bahwa manusia pernah berkali-kali mengalami bencana dahsyat yang mematikan, bahkan begitu seragamnya menguraikan bahwa pada suatu periode prasejarah sebelum munculnya peradaban manusia sekarang ini, di atas bumi pernah terjadi suatu banjir dahsyat yang mengakibatkan punahnya seluruh peradaban manusia, dan hanya sebagian kecil manusia yang dapat mempertahankan hidupnya.

Legenda mengenai banjir dahsyat yang sudah diketahui di dunia tercatat ada 6.000 lebih. Seperti misalnya, dalam legenda China dan Jepang, Malaysia, Laos, Thailand, India, Australia, Yunani, Mesir dan Afrika Selatan, Afrika Utara, penduduk asli Amerika Utara, setiap negara serta rumpun bangsa yang berbeda pasti menyimpan sebuah memori tentang peristiwa banjir dahsyat itu. Meskipun legenda-legenda ini terjadi pada setiap bangsa dan budaya yang berbeda, namun semuanya memiliki alur cerita dan tokoh tipikal yang sangat mirip.

Semua bukti dan gejala ini sama sekali tidak dapat diasumsikan sebagai suatu ketidaksengajaan atau pun suatu kebetulan. Proses yang berhubungan dengan banjir dahsyat ketika itu juga diuraikan dalam kitab suci. Meskipun kitab suci merupakan sebuah kitab agama, namun sejumlah besar ahli berpendapat, bahwa yang dilukiskan dalam kitab suci (Alkitab dan Al-Qur’an) adalah sejarah manusia yang sebenarnya.

Ikhtisar dalam Alkitab yang berhubungan dengan banjir dahsyat yang terjadi waktu itu menyebutkan, “Banjir meluap dan menggenang selama 40 malam, air pasang menuju atas, perahu mengambang dari atas permukaan bumi”: “Arus air meluap dahsyat di atas permukaan bumi, seluruh pegunungan tergenang oleh air pasang”: “5 bulan kemudian, perahu berhenti di atas gunung Ararat; dan setelah 4 bulan berlalu, ketika daratan sudah kering, Nabi Nuh meninggalkan perahunya.”

Waktu itu banjir dahsyat sekaligus disertai dengan perubahan daratan dan secara total menghancurkan seluruh peradaban manusia di bumi, hanya sebagian kecil manusia yang dapat mempertahankan hidupnya. Sejumlah besar bekas peninggalan prasejarah yang belakangan ini ditemukan arkeolog, seperti misalnya, daratan Atlantis, budaya Yunani, bangunan di dasar laut dan lain sebagainya kemungkinan besar tenggelam karena banjir dahsyat waktu itu. Ada yang memperkirakan banjir dahsyat itu terjadi 5.000 tahun yang lalu, mengikuti perkiraan ahli anstronomi, perahu Nabi Nuh mulai dibuat pada 2465 SM dan hujan mulai turun pada 2345 SM.

Setelah perahu Nabi Nuh mendarat di gunung Ararat, dimulailah kehidupan baru manusia. Mereka yang selamat mulai menyebar. Begitu pula binatang-binatang. Biji-biji tanaman kembali disemaikan. Karena dianggap melahirkan generasi baru manusia setelah Nabi Adam, Nabi Nuh mendapat gelar The Second Father of Human Being --Bapak Manusia Kedua. Oleh generasi inilah, kebudayaan dan peradaban manusia dikembangkan. Selain di kawasan Ararat, juga di Mesopotamia yang ribuan tahun kemudian menjadi pusat kejayaan Babilonia. (Sumber: www.renminbao.com)

Akibat Gletser yang Mencair

Sekelompok peneliti underwater surveyors yang diketuai oleh Dr. Robert Ballard, yang juga telah menemukan Titanic, telah menemukan sebuah bangunan lama berusia kira-kira 7.500 tahun di dasar Laut Hitam, dekat pantai Turki. Mereka telah menemukan struktur bangunan dari batu dan kayu di kedalaman beberapa ratus kaki. Penemuan mereka menjadi bukti dari kejadian banjir besar di zaman Nabi Nuh seperti diceritakan di dalam Alkitab dan Al-Qur'an.

Para ilmuwan mempercayai bahwa penemuan tersebut membuktikan keberadaan sebuah kawasan yang telah tenggelam yang disebabkan oleh banjir besar yang melanda sekitar 5000 SM. Menurut teori mereka, banjir besar tersebut disebabkan oleh adanya pencairan gletser dari tanah tinggi di Eropa. “Ini merupakan penemuan yang sangat menakjubkan,” kata Dr. Ballard di dalam rancangan National Geographic Society bertajuk “Research Ship Northern Horizon”.

Ballard menerangkan bagaimana sebuah robot bawah air meninjau 300 kaki di bawah permukaan air, telah menemukan kawasan segi-empat berukuran 12 x 45 kaki persegi, di mana terdapat sebuah struktur dari kayu dan tanah liat yang telah runtuh. “Beberapa artefak yang ditemukan di sana tersimpan rapi yang terdiri dari kayu berukir, beberapa cabang kayu dan peralatan dari batu yang telah runtuh dan diselimuti lumpur,” imbuh Ballard.

Dr. Ballard dan timnya mengawali penelitian di kawasan tersebut setelah dua kapal selam pakar geologi dari Universitas Colombia di New York menyatakan bahwa keadaan tersebut disebabkan oleh banjir besar ribuan tahun sebelumnya. Mereka meramalkan apabila zaman es berakhir 12.000 tahun yang lalu, maka gletser mulai mencair. Kawasan timur Mediterania yang terputus dari Laut Hitam telah menyebabkan Laut Hitam tidak tenggelam oleh air walaupun permukaan air laut yang lain telah naik. Hal ini menyebabkan pada sekitar 7.000 tahun yang lalu, genangan awal di Bosphorus telah pecah menyebabkan air di Laut Mediterania melimpah ke timur menjadi Laut Hitam yang memang terputus dari laut-laut yang lain. Kekuatan limpahan air tersebut diperkirakan 10.000 kali daripada air terjun Niagara.

Mereka menyatakan bukti ilmu pengetahuan, menunjukkan bahwa kulit kerang dari kawasan tersebut berusia lebih 7.000 tahun, manakala kulit kerang dari laut lain berusia sekitar 6.500 tahun. Ballard menerangkan, “Banyak kasus yang terjadi apabila air tawar dari sebuah telaga berubah menjadi air asin dan dampak banjir besar tersebut menyebabkan kawasan daratan yang sangat luas berubah menjadi dasar laut". (Sumber: James Chapman, Daily Mail, UK, 14 September 2000. Jamil Adimin Research and Graduate School University of Manchester).(erabaru.net)
Selengkapnya...

Roda Kereta Firaun

Masih ingat dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya? Jika salah satu diantara anda menganggap kisah tersebut hanya merupakan dongeng belaka, sekarang mari kita simak tulisan dibawah ini.

Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt (lihat di http://www.wyattmuseum.com/ron-wyatt.htm) pada akhir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah.

Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Firaun yang tenggelam dilautan tersebut saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.

Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.

Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa-sisa tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Fir'aun yang tenggelam di laut Merah.

Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan, memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam. Dimana menurut sejarah, kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.

Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas.

Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi-nabiNya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka.

Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas. Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Firaun. (Sumber: wyattmuseum.com & http://erabaru.or.id)*
Selengkapnya...